Kecantikan Padang nan Gersang
Gurun pasir, padang
alang-alang (stepa), serta
padang rumput (savana)merupakan
daerah-daerah di muka bumi yang terletak pada kawasan dengan tingkat curah
hujan yang sangat rendah dan suhu udara yang
tinggi. Keadaan fisis alamiah di daerah ini tentu saja sangat berbeda dengan
kondisi fisis alamiah di negara kita yang berada pada daerah tropis basah yang
kaya akan hutan belantaranya.
Daerah beriklim gurun (BW)
berdasarkan klasifikasi iklim Koppen pada umumnya memperlihatkan adanya
fenomena-fenomena muka bumi yang sebagian besar tertutup hamparan gurun pasir yang
kering. Rata-rata suhu udara pada
daerah beriklim gurun berkisar
antara 43,5 o sampai 49 oC. Di daerah ini, hujan sangat jarang
terjadi, curah hujan rata-rata tahunannya hanya mencapai 250 mm.
Pada umumnya, daerah
beriklim gurun berada di
tengah-tengah daratan benua yang luas, seperti di daratan Afrika Utara, Asia
Tengah, dan daratan Australia. Hampir ¼ hingga ⅓ bagian dari luas daerah kering
ini tertutup pasir. Kawasan gurun pasir di
Semenanjung Arab saja yang luasnya hampir sama dengan luas daratan di
Indonesia, yaitu mencapai 2.745.387 km2 (1.060.000 mil persegi),
bagian permukaannya yang tertutup pasir mencapai luas 776.996 km2 (Holm,1960).
Gurun dianggap memiliki
kemampuan kecil untuk mendukung kehidupan. Jika dibandingkan dengan wilayah
yang lebih basah seperti daerah stepa atau savana, hal ini
mungkin benar. Walaupun demikian, jika diamati secara seksama gurun sering kali
memiliki kehidupan yang biasanya tersembunyi (khususnya pada siang hari).
Kurang lebih sepertiga
wilayah bumi adalah berbentuk gurun. Salah satu
di antaranya adalah gurun pasir Sahara
sebagai gurun pasir terluas
(9.064.958 km2) dan terbentang dari pantai barat Afrika Utara
(Maroko) yang berbatasan langsung dengan samudera Atlantik hingga pantai timur
Afrika Utara (Mesir) yang berbataan langsung dengan laut Merah.
Jika di hutan-hutan di
Indonesia banyak ditemukan berbagai jenis flora mulai dari
yang terkecil dan sederhana seperti jamur hingga pohon-pohon kayu yang
besar dan rindang, serta berbagai jenis fauna mulai dari
cacing dan serangga hingga
gajah dan badak, bagaimanakan keberadaan flora dan fauna di daerah
kering seperti savana dan stepa? Bagaimana
pula dengan gurun pasir yang
sangat kering dan panas? Adakah flora dan fauna yang hidup
dan berkembang di sana? Jika ada, bagaimana mereka dapat bertahan hidup?
Gurun pasir menempati bumi
membentuk dua sabuk utama, yaitu sabuk utara (terletak di sebelah utara garis
Khatulistiwa) dan sabuk selatan (di sebelah selatan garis Khatulistiwa).
Seperti telah dibahas pada bagian sebelumnya, kawasan gurun pasir ini
terhampar di antara daerah beriklim tropis basah (equatorial) dengan daerah
beriklim sedang yang lembab.
Sebagian besar, gurun pasir di muka
bumi ini menempati daratan benua yang luas dan merupakan daerah bayangan hujan.
Daerah bayangan hujan yang dimaksud adalah daerah daratan luas yang berada di
balik rangkaian pegunungan yang menghadap ke laut.
Di daerah ini, angin basah
dari arah laut yang berhembus ke darat naik mengikuti lereng pegunungan dan
menurunkan hujan pada lereng itu. Sementara angin yang telah kering terus berhembus
ke arah daratan. Dengan demikian, bagian belakang pegunungan tadi tidak pernah
mendapatkan curah hujan.
Kalaupun pernah terjadi,
jumlahnya kecil saja, hanya mencapai 250 mm per tahun. Bahkan Gurun Atacama di
Peru hanya mendapatkan curah hujan rata-rata kurang dari 100 mm per tahun,
sehingga dijuluki sebagai gurun terkering di
dunia.
Dengan kondisi alamnya
yang begitu kering, gersang, dan panas seperti itu, mungkin dalam benak kita
terbayang bahwa di daerah tersebut tidak akan dapat kita temukan kehidupan.
Tapi, tidak ada yang mustahil dengan hasil ciptaan Sang Maha Kuasa ini. Meskipun di daerah yang begitu
kering dan panas di muka bumi ini, jenis-jenis kehidupan, khususnya tumbuhan
dan hewan, tetap dapat kita temukan sebagai bukti dari kekuasaan-Nya.
Daerah ber-oase
Di tengah-tengah gurun pasir yang
kering dan panas, di beberapa tempat dapat kita temukan daerah-daerah yang
merupakan sumber air. Daerah ini dikenal dengan sebutan oasis atau oase. Memang tampaknya
sangat aneh jika kita mendengar ada air di tengah gurun pasir yang
luas dan kering.
Namun, akibat proses
geo-hidrologi yang terjadi di kawasan gurun pasir telah
mendorong keluarnya air artesis dari dalam lapisan batuan di bawahnya ke lembah
di permukaan gurun. Air inilah
yang akhirnya menjadi sumber kehidupan di tengah hamparan pasir gurun yang kering.
Di sekitar oase ini dapat
ditemukan beberapa jenis tumbuhan palma seperti kurma dan rumput alang-alang
yang dapat menjadi sumber makanan bagi hewan seperti unta. Bahkan di beberapa
negara yang memiliki gurun pasir, saat
ini daerah di sekitar oase telah
dimanfaatkan sebagai daerah pemukiman, bahkan perkotaan.
Banyak sekali
daerah-daerah oase di kawasan gurun pasir di muka
bumi ini, di antaranya:
a. Oase Ubari
Di
lembah Targa sebelah Barat Daya Libya-Afrika Utara, di antara dataran tinggi
Messak Sattafat dan gurun Idhan Ubari, terdapat
sebuah oase dengan airnya
yang asin karena tingkat penguapan yang tinggi.
b. Oase Gaberoun
Di
wilayah Sabha terdapat sebuah oase yang luas.
Suatu hal yang unik di sekitar oase ini adalah
kehadiran nyamuk yang begitu banyak ketika memasuki musim panas di Sahara.
Jenis-jenis flora yang terdapat
di kedua oase ini pada
umumnya berupa palma (Paleem) dan Opuntia fulgida.
c. Oase Chebika
Oase
yang terletak di Pegunungan Utara Tunisia ini seakan-akan menampung sinar
matahari sehingga tampak berkilauan. Itulah sebabnya oase ini dinamai Qasr
el Shams (Istana Matahari).
d. Oase Timia
Di
sebelah utara Nigeria terdapat sebuah oase yang kini
telah dikembangkan menjadi daerah perkebunan buah-buahan, termasuk jeruk
Nigeria. Di sekelilingnya banyak ditemukan pohon-pohon palma dan
tumbuhan semak Opuntia echinocarpa.
e. Oase Ein Gedi
Di
sepanjang pantai Laut Mati, sebelah utara Jazirah Arab, terdapat sebuah oase yang indah.
Oase ini berada di wilayah negara Israel yang ditinggali oleh suku Judah. Flora
yang terdapat di kawasan oase ini pada
umumnya berupa palma dan beberapa jenis flora daerah kering
lainnya.
f. Oase Huacachina
Di
kawasan Gurun Peruvian-Peru, terdapat sebuah oase yang
berkilauan jika dilihat dari jauh. Di sekitar oase ini telah
dikembangkan sebuah kompleks penginapan yang megah. Flora yang tumbuh di
sekitar oase ini pada
umumnya merupakan hasil pengembangan oleh manusia seperti jenis-jenis pohon Paleem.
Daerah tanpa oase
Jika kita berjalan-jalan
di kawasan gurun di Mexico
(Benua Amerika), mungkin kita akan merasa aneh, bagaimana mungkin di daerah
kering seperti itu dapat tumbuh jenis-jenis bunga. Sekali lagi, tidak ada yang
sulit bagi Sang Maha Kuasa dalam menciptakan segala sesuatu.
Di kawasan gurun Mexico ini
dapat kita temukan jenis tumbuhan Wilcoxia dengan batangnya yang menjulang dan
bunganya hanya mekar pada malam hari. Selain itu, terdapat pula jenis tumbuhan
berduri yang sangat besar dan tinggi inilah yang disebut kaktus raksasa saguaro
dengan tingginya yang dapat mencapai 152 hingga 335 cm dengan panjang
duri-durinya mencapai 7,5 sampai 10 cm. Habitatnya tersebar di sekitar daerah
lereng gurun atau
dinding-dinding batu pada lembah gurun yang curam.
Beberapa jenis kaktus
lainnya yang banyak ditemukan di kawasan gurun antara lain
kaktus hedgehog (Echinocereus triglochidiatus) yang berbatang sislinder setinggi 30 hingga 76 cm dengan
panjang duri-durinya mencapai 5 - 7,6 cm berbentuk seperti telur berduri dengan
bunga-bunga kecil berwarna merah blosoom di atasnya.
Selain jenis-jenis kaktus
dan palma, beberapa jenis flora perdu dan
semak pun dapat ditemukan di daerah gurun pasir. Namun,
lebar daunnya lebih kecil dan lebih tebal dibandingkan dengan semak atau perdu
di daerah kita. Beberapa jenis tumbuhan semak dan perdu yang tumbuh di kawasan gurun pasir ini
antara lain white brittle bush (Encelia
farinosa) yang tingginya antara 60 - 152 cm
dan memiliki batang berkayu. Bentuk daunnya memanjang sekitar 2,5 - 10 cm serta
memiliki bunga berwarna kuning menyerupai bunga matahari tetapi ukurannya jauh
lebih kecil. Perdu ini tumbuh pada lereng-lereng gurun serta daerah
chaparal.
Creosote bush (Larrea tridentata) adalah
jenis lain dari semak perdu yang tumbuh di daerah gurun pasir. Jenis
perdu ini terdapat di kawasan gurun pasir Mexico,
dan Amerika Serikat. Oleh masyarakat pedalaman Amerika, daun creosote
bush ini digunakan sebagai obat antiseptik dan keracunan makanan.
Tumbuhan jenis pohon ternyata
dapat pula kita temukan di kawasan gurun pasir, salah
satunya adalah
Brincadora atau jumping cholla (Opuntia
fulgida). Pohon ini tumbuh pada
daerah-daerah gurun pasir dengan
ketinggian sekitar 1.200 m (4.000 kaki) di atas permukaan laut.
Meskipun berbentuk pohon, tumbuhan ini
masih tergolong pada jenis kaktus semak yang berdaun dan berbatang. Ketika
daun-daunya mulai tua, mereka berguguran, dan tersisa hanyalah cabang-cabangnya
yang akan bertunas kembali. Tinggi tumbuhan ini dapat mencapai 4,5 meter (15
kaki).
Setiap ada tumbuhan maka
hewanpun akan ditemukan. Begitulah kenyataan kehidupan di bumi. Demikian pula
halnya dengan daerah gurun pasir yang
terkenal gersang dan panas. Dengan adanya tumbuhan yang berkembang di daerah
ini, beberapa jenis satwa pun turut hadir.
Jenis-jenis fauna yang dapat
bertahan hidup di daerah gurun pasir pada
umumnya memiliki beberapa kelebihan, seperti kemampuan untuk mengurangi
penguapan air dari tubuhnya, melindungi diri dari teriknya panas matahari,
serta bertahan terhadap rasa haus. Kemampuan semacam ini biasanya lebih banyak
dimiliki oleh jenis-jenis serangga dan
reptil, namun tidak menutup kemungkinan dimiliki oleh jenis-jenis hewan
menyusui (mamalia).
Beberapa jenis fauna yang mampu
bertahan hidup di daerah gurun pasir antara
lain:
1. Camel spider
Laba-laba
unta (Camel spider) yang
banyak ditemukan di kawasan gurun pasir Mexico,
Amerika Serikat, gurun pasir Afrika
Utara, dan Jazirah Arab. Laba-laba ini memiliki panjang rentangan kaki sampai
12,7 cm (5 inchi) dan kecepatan berlari maksimum 10 mil/jam atau sekitar 16
km/jam.
2. Wolf spider
Selain
laba-laba unta, masih ada beberapa jenis laba-laba yang mampu hidup di kawasan gurun pasir yang
kering ini, seperti laba-laba srigala (wolf spider) yang bersarang di dalam lubang pada tumpukan bebatuan.
3. Kalajengking gurun
Jenis
serangga lain yang
bertahan hidup di gurun pasir adalah
kalajengking gurun yang sangat
berbisa. Mereka hidup di sekitar semak-semak Creosote atau
Brittle bush sebagai tempat berburunya dan
bersarang di dalam lubang pada bebatuan.
Baik
laba-laba unta, laba-laba srigala, tarantula, maupun kalajengking gurun merupakan fauna nokturnal
(aktif di malam hari), sedangkan pada siang hari mereka beristirahat di
sarangnya.
4. Berbagai jenis reptil
Fauna
jenis reptil yang mampu bertahan hidup di daerah gurun pasir cukup
banyak, seperti jenis-jenis kadal, kura-kura, atau ular. Beberapa jenis kadal
beradaptasi dengan lingkungan pasir yang panas pada siang hari, ada yang mampu
bergerak sangat cepat seperti guanacos, ada pula yang mengangkat kakinya agar
tidak menapak di permukaan pasir secara bergantian.
Selain
kedua jenis kadal tadi, masih banyak jenis kadal gurun lainnya
seperi chuckwalla, kadal spiny, kadal berbintik (side
blotched lizaerd), kadal earless, kadal
cacing lamban berkaki dua, kadal monster gila, dan iguana berkalung (Iguanidae).
Sementara
itu, jenis-jenis ular yang banyak ditemukan di daerah gurun pasir pada
umumnya merupakan ular berbisa, seperti Western Diamondback rattlesnake (ular
derik), Bull snake, dan Red racer.
5. Jenis burung
Beberapa
jenis burung yang dapat ditemukan di kawasan gurun pasir antara
lain sejenis burung culik-culik pekari dan burung bentet.
6. Hewan pengerat
Sementara
itu, jenis hewan pengerat seperti tikus kaki putih dan tikus loncat dapat pula
ditemukan di kawasan ini.
7. Mamalia
Fauna
menyusui yang dapat ditemukan hidup di kawasan gurun pasir antara
lain beberapa jenis anjing seperti Coyote (Canis latrans) yang berukuran
panjang dari ujung hidung hingga ekor sekitar 1,2 meter (4 kaki) dan bobot 15
kg ketika mereka dewasa, serta rubah gurun bertelinga
besar. Mamalia lain yang hidup di kawasan gurun ini adalah
hewan sejenis babi hutan yang besar yang disebut Javelina (Tyassu tajacu)
dengan panjang ukuran dewasa berkisar antara 1,2 hingga 1,5 meter (46 - 60
inchi) dengan bobot dapatmencapai 30 kg (60 pounds). Javelina biasanya hidup
dan bergerak secara berkelompok dan menyukai daerah-daerah semak belukar.
Salah
satu jenis kucing yang dapat hidup dan bertahan di daerah gurun ini adalah
kucing link. Ukurannya hampir seukuran dengan kucing peliharaan, namun
kemampuan berburunya yang gesit serta ujung telinganya yang seakan-akan
berjambul membedakannya dari kucing peliharaan.
Sumber:
Anang Saepuloh. 2010. Bertahan di Padang Gersang. Bandung: Habsa Jaya.
Tyler Miller. 2000. Living In The
Environment: An Introduction To Environmental Science. 20th
edition.Belmont, California: Wadsworth Publishing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar