PIJAHKAN UNDANG RED-BLACK BEE
Gampang-gampang susah
|
Red bee shrimps |
Udang red bee atau blac bee merupakan jenis hewan invertebrata air
tawar spesies Caridina sp. tergolong pada genus Neocaridina keluarga (family)
Atyidae yang pertama kali ditemukan di wilayah Asia Timur.
Sebenarnya, spesies udang hias red bee ini merupakan mutasi hasil
penyilangan dari jenis red crystal dan black zebra. Dengan menghabiskan modal
sebesar ¥ 80.000.000,- dan waktu hingga enam tahun, akhirnya Hisayasu Suzuki
asal Nagoya Jepang berhasil mendapatkan mutasi red bee dan black bee yang
permanen dari 3000 indukan black zabra. Kesuksesannya itu mulai diperkenalkan
ke dunia internasional pada tahun 1998. Nah, kita sekarang hanya tinggal
menikmati saja keindahan si bungkuk mini yang cantik ini, nggak perlu susah
payah menciptakan mutasinya. Ukuran tubuhnya maksimal sekitar 2,1-2,3 cm saja.
Sejak tahun 2012, saya sendiri sudah mengetahui adanya jenis udang hias
red bee dan black bee ini. Tapi, ketika itu belum tertarik benar untuk
membudidayakannya. Yaa...hanya sebatas suka melihatnya saja di aquarium orang
lain...Baru pada pertengahan tahun 2015, timbul rasa penasaran saya untuk mencobanya,
soalnya...denger-denger dari rekan, katanya mengembangbiakan jenis udang hias
ini mesti bener-bener mengontrol kondisi airnya, kalau tidak, tinggal tunggu
kematian udang-udang hias peliharaan kita.
Selama kurang lebih sebulan saya mencoba mempelajari berbagai
informasi mengenai karakteristik dan sifat kedua jenis udang hias ini, mulai
dari kondisi air, pakan, hingga penyakit yang mungkin menyerangnya. Kini,
setelah enam bulan, alhamdulillah hasilnya mulai bisa saya nikmati, walaupun
harus bersusah payah dulu untuk bisa mengembang biakannya.
Mendapatkan indukan
|
Indukan Red bee |
|
Indukan Black Bee |
Untuk mendapatkan indukan red bee atau black bee hingga saat ini
tidaklah mudah, khususnya di kota Bandung. Hanya center-center pengembangbiakan
udang hias saja yang menyediakan kedua jenis udang hias ini, itupun harga per
ekornya lumayan tinggi.
Pada saat itu, saya mencoba dulu mengambil 30 ekor calon indukan
yang berumur sekitar 3-4 bulan, ukurannya sekitar 1,2 – 1,4 cm. Saya tidak
mengambil indukan dewasa dengan alasan khawatir dia tidak mampu beradaptasi
dengan kondisi airnya, sedangkan saya masih belajar mengkondisikan airnya.
Kalau yang masih muda, setidak-tidaknya akan ada upaya untuk membiasakan diri
beradaptasi dengan lingkungan barunya, walaupun tidak dijamin 100 % bisa
beradaptasi.
Tahap awal pemeliharaan
|
Pengecekan kondisi air tank |
Sebelum mendatangkan calon indukan red bee dan black bee, langkah
awal yang saya lakukan adalah mempersiapkan tank (aquarium) dengan ukuran (P x
L x T) 100 x 50 x 25 cm, diisi dengan pasir khusus untuk udang hias (shrimp
soil, seperti ADA atau Gex). Harga per kilonya lumayan tinggi juga.
Idealnya banyaknya shrimp soil untuk ukuran tank tersebut sekitar 5 kg, tapi
saya coba dengan 2 kg. Pasir ini berfungsi sebagai substrat pengkondisi air,
selanjutnya air dimasukan ke dalam tank sebanyak ¾ tank, pasang filter dengan
lubang penyedot airnya dibungkus spons dan diaktifkan selama seminggu sebelum
udang dimasukan.
Berkenaan dengan kondisi air, udang red bee atau black bee ini
membutuhkan kondisi air dengan tingkat keasaman (pH: per hydrogen)
6,2-7,0. Jika terlalu basa (pH di atas 7,0), dalam hitungan jam saja udang ini
bisa mati semua. Suhu air yang dibutuhkannya antara 23o – 25oC.
Selain itu, kadar CO2 (karbondioksida) nya pun harus
terjaga, yaitu sekitar 9,3 mg/liter air. Begitu pula dengan kadar karbonat (KH:
carbonate hardness) diupayakan harus 0o dGh, maksimum 0,5o
dGh. Sedangkan tingkat kekerasan airnya (GH: total hardness) upayakan
tetap antara 5o – 7o dGh.
Kadar CO2 di sini berfungsi untuk mengatur tingkat
keasaman (pH) air, semakin banyak CO2 maka pH akan semakin asam.
Sedangkan GH berfungsi sebagai pengontrol ketersediaan mikroorganisme
sebagai makanan bagi red bee/black bee.
Untuk mengkondisikan air inilah soil shrimp tadi diperlukan.
Memasukan bibit indukan ke dalam tank
Setelah seminggu dikondisikan, barulah bibit indukan red bee/black
bee dimasukan, tetapi tidak dimasukan secara langsung ke dalam air pada tank, udang-udang
ini dibiarkan beradaptasi dulu sesaat dengan cara membiarkan udang tersebut
dalam air pada plastik yang digunakan ketika udang tersebut dibawa dari tempat
asalnya, buka bagian atas plastiknya, masukan plastiknya ke dalam air tank
tetapi tidak dibenamkan, biarkan air tank terpercik sedikit demi sedikit ke
dalam plastik tersebut hingga udangnya keluar semua dengan sendirinya.
|
Bibit indukan setelah sebulan dipelihara | |
Proses ini bisa berlangsung berjam-jam, jadi tidak perlu ditungguin,
biarkan saja.
Setelah semua udang keluar dari plastik, jangan aneh kalau
perilakunya “aktif” (hilir mudik) dan warna tubuhnya agak berubah. Kalau pada
red bee, warna merahnya berubah menjadi agak cokelat, kalau pada black bee,
warna hitamnya menjadi agak pucat (sedikit kecoklat-coklatan). Itu berarti
mereka mengalami stres, biarkan saja kondisi itu, lambat laun akan terbiasa. Kalau
warnanya sudah kembali seperti semula dan perilakunya tampak tenang, berarti
sudah bisa beradaptasi, tapi jangan dulu diberi pakan, soalnya masih dalam
kondisi “mabuk”. Setelah 3 hari kondisinya tenang, baru diberi pakan khusus
untuk udang, tapi jangan banyak-banyak, soalnya sisa pakannya akan akan
mengalami fermentasi dan menghasilkan amoniak (NH4) yang
tinggi dalam air, ini berbahaya bagi udang tersebut.
Setelah satu bulan dalam pemeliharaan, bibit indukan ini akan tampak pertumbuhannya, dari ukuran semula sekitar 1,2 cm menjadi hampir 2 cm. Hal ini menandakan bahwa bibit-bibit indukan ini dalam kondisi baik.
Pemeliharaan pada bulan pertama
Pemeliharaan indukan red bee/blek bee yang saya lakukan pada bulan
pertama adalah dengan rutin mengontrol kondisi air, maksimal 3 hari sekali.
Karena semula saya menganggap bahwa kondisi air yang dibiarkan dalam tank terlalu
lama akan berubah dengan terbentuknya amoniak dalam air, maka 1/3 air tank saya
ganti dengan yang baru. Hal itu saya lakukan antara 4 sampai 5 hari sekali.
Tetapi hasilnya tidak sesuai harapan, setiap minggu pasti ada saja yang mati.
Hingga setelah sebulan, hanya tersisa 12 ekor dari 30 ekor bibit indukan yang
dimasukan.
Akhirnya saya coba cara yang lain dengan menggunakan tank kedua.
Caranya hampir sama dengan yang sebelumnya, tapi untuk mengontrol kestabilan
kondisi air, saya lakukan pergantian 1/3 tank setiap seminggu sekali dan
membenamkan daun ketapang kering. Sedangkan pada tank pertama, tetap saya
lakukan tindakan semula.
Pemahaman saya terhadap kondisi kandungan air adalah bahwa apabila
kita melarutkan CO2 ke dalam air, maka kadar karbonat (KH) dalam air
tetap, tapi tingkat keasaman (pH) akan turun (mejadi asam), sedangkan pada
umumnya, air segar di wilayah kita memiliki pH netral (pH=7,0) atau lebih (agak
basa), dan itu kurang cocok untuk red bee/black bee yang membutuhkan pH rendah.
Untuk mengatasi hal ini, saya mencoba bahan alami yang mampu
menghasilkan asam organik berupa humic dan tannic. Berdasarkan
hasil pengujian di lab, senyawa asam ini dalam jumlah tertentu dapat menurunkan
tingkat pH air, tetapi tidak mengubah kadar karbonatnya. Senyawa asam organik
ini saya dapatkan dari daun ketapang (Terminalia catappa, Sunda:
katapang, Batak: hatapang, Minang: katapiěng, Maluku: ngusu, Rote: lisa, Papua:
kalis) yang kering.
Kalau yang masih “basah” (berwarna hijau atau kuning
kemerah-merahan), kandungan getah flavanoidnya masih terlalu tinggi dan
bersifat toksik sebagai anti bakteri, ini bisa berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan red bee/black bee.
Nah... dengan membenamkan daun ketapang kering yang cukup lebar
sebanyak 5 lembar ke dalam air di dalam tank kedua ini, ternyata setelah 7 hari
kondisi air cukup stabil dengan pH= 6,5, GH= 7o dGh, KH= 0o
dGh. Barulah pada hari ke-8 bibit red bee dan black bee yang baru didatangkan, dimasukan.
Biarkan daun ketapang tadi di dalam tank hingga lapuk dan hancur. Hasil
lapukannya itu akan menjadi pakan bagi si udang. Jika telah habis, masukan lagi
daun ketapang kering yang baru dan benamkan dengan jumlah yang hampir sama.
Begitu seterusnya.
Sedangkan pergantian air yang semula dilakukan antara 4-5 hari
sekali mengakibatkan kondisi air belum benar-benar stabil sudah diisi dengan
air yang baru, ini menimbulkan perubahan yang terus menerus pada kondisi air
itu. Makanya saya coba lakukan pergantiannya 8-10 hari sekali. Volume air yang
diganti tetap sama, yaitu 1/3 tank.
Hasilnya, dalam waktu sebulan berikutnya red bee/black bee bisa
bertahan dan hanya terdapat 3 ekor yang mati. Sedangkan pada tank pertama yang
diperlakukan dengan tindakan semula (dengan pergantian air 4-5 hati sekali dan tanpa
daun ketapang kering), cuma menyisakan 9 ekor indukan, akhirnya saya pindahkan
ke tank yang kedua.
Dari pengalaman itulah, saya mulai berani menambah bibit indukan
dengan mendatangkan 100 ekor (75 ekor red bee dan 25 ekor black bee).
Pemeliharaan lanjutan
Pemeliharaan selanjutnya tidak banyak berubah, sama seperti
perlakuan pada tank kedua. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah
pengontrolan kondisi air secara rutin (3 hari sekali), yaitu mengecek pH, KH,
dan GH air, serta pergantian air 1/3 tank antara 8-10 hari sekali. Ingat...
Jangan sekali-kali menggunakan air mineral atau air isi ulang...!!! Karena air
ini akan menghilangkan fungsi dari shrimp soil dan terkadang bersifat
agak basa. Begitu juga dengan air dari PAM, karena air PAM biasanya mengandung
kaporit, sedangkan udang air tawar ini sangat rentan terhadap zat-zat kimia
apapun. Akan lebih baik menggunakan air dari mata air pegunungan, jika
memungkinkan untuk mendapatkannya, atau menggunakan air sumur.
Jika pH meningkat (menjadi basa/di atas 7,0), ganti airnya dengan
yang baru sebanyak 3-5 liter dan taburkan soil shrimps sekitar 5 sendok
makan secara merata. Untuk kondisi KH dan GH, nggak usah khawatir, soalnya
keduanya tergantung pada pH, jadi cukup kendalikan pH nya saja.
Jika suhu airnya melebihi 25 oC, biasanya udang ini tampak
gelisah dan kalau dibiarkan dalam suhu itu, kemungkinan bisa ada yang mati.
Karena saya menggunakan energi lampu pijar untuk menghangatkan airnya, tidak
menggunakan aquascape water heater, jadi jika suhu airnya melebihi batas
maksimum, saya matikan lampunya hingga suhunya turun dan dinyalakan lagi kalau
suhunya sudah mencapai 23 oC.
Untuk pemberian pakan, tidak sering, cukup diberikan jika sisa-sisa
pakan sebelumnya tidak kelihatan lagi di dasar tank.
Penanganan anakan
Setelah 3 bulan bibit indukan dipelihara, berarti umurnya sekitar 7-8
bulan, akan tampak red bee/black bee betina mulai menggendong telur di bagian
bawah perutnya. Cirinya, bagian bawah perutnya agak menggembung, jika disorot
cahaya dari atas akan tampak warna kekuning-kuningan.
Bagaimana membedakan red bee/black bee betina dan jantan? ... Agak
sulit memang .... tapi umumnya yang betina tampak dari perbedaan warna antara
putih dengan merah (pada red bee) dan putih dengan hitam (pada black bee) yang
lebih tegas dibandingkan dengan perbedaan warna pada jantannya. Dan itu baru
bisa dibedakan kalau sudah berumur di atas 6 bulan.
|
Cabomba caroliniana |
|
Cabomba aquatica |
|
Cabomba furcatta |
Indukan red bee/black bee betina akan mengandung telurnya selama
±30 hari, dan setelah itu akan menetaskan telurnya di rumpun-rumpun tanaman air
atau di dasar pasir. Tanaman air yang disenanginya biasanya jenis kabomba
(Cabomba aquatica, Cabomba caroliniana, Cabomba furcatta). Berselang 1-2 minggu
akan tampak anakan red bee/black bee yang sangat kecil, lebih kecil dari jentik
nyamuk lho...
Nah... anakan-anakan ini biarkan saja dulu tinggal pada satu tank
dengan induknya, nggak usah khawatir dimangsa induknya, karena udang jenis ini
tidak bersifat kanibal.
Setelah umur 2-3 bulan, baru anakan-anakan ini bisa dipindahkan ke
tank lain. Tapi perlu dikondisikan dulu airnya. Caranya:
Siapkan tank dengan ukuran disesuaikan kebutuhan, jika sama dengan
ukuran tank indukan, maka lakukan tindakan yang sama dengan pada saat
mempersiapkan tank indukan. Perbedaannya adalah air yang yang digunakan diambil
dari air tank indukan yang sudah stabil kondisinya sebanyak 1/3 tank, dan kemudian
tambahkan air yang baru. Biarkan selama seminggu dalam kondisi yang sudah
lengkap dengan shrimp soil dan ...jangan lupa... daun ketapang
keringnya... Jika menggunakan filter, amankan lubang penyedot airnya dengan
spons, biar udangnya nggak ikut kesedot nantinya...
Setelah siap dan kondisi airnya stabil, baru anakan yang berumur
2-3 bulan tadi dipindahkan dengan cara masukan air tank indukan dimana anakan
tadi berada ke dalam kantong plastik, lalu tangkap dan masukan anakan ke dalam
air di plastik tadi, baru kemudian dipindahkan ke tank untuk anakan dengan
memasukan plastiknya ke dalam tank, sama seperti perlakuan pada saat memasukan
calon indukan seperti yang telah diuraikan pada bagian awal, agar beradaptasi
dulu. Perilaku udang red bee yang indah ini dapat dilihat pada video berikut
Nah... itu adalah pengalaman saya selama 6 dan hampir 7 bulan ini
ketika mengawali membudidayakan red bee/black bee. Kini, saya bersyukur
anakannya sudah banyak, mungkin ratusan ekor, soalnya nggak sempet ngitung...
saking kecilnya... he...he.
Bagi yang penasaran, selamat mencoba. Kalau puyeng... muntang
kana tihang... eh... maksudnya If you want to know more about it, contact
me in +62 813-212-40409 or BB pin 7C4A69AF.